Rabu, 09 Oktober 2013

swing

Wah… shelo sudah semakin mahir berjalan di titian dan sudah berani memanjat spider web meski baru sampai tingkat kedua. Selepas jam sekolah, biasanya shelo meminta tambahan waktu bermain di playground, sambil terus mengasah keberaniannya untuk bisa mandiri bermain.
“bunda, bunda, lihat nih anakmu semakin hebat” seru shelo sambil memamerkan kelincahannya berjalan di titian lalu memanjat spider web.
“wah.. anak hebat! Terimakasih shelo sudah mau belajar dan berusaha” jawabku sambil bertepuk tangan.
Sepanjang jalan pulang, shelo terus bercerita dengan bangga akhirnya berhasil berjalan di titian dan mampu memanjat spider web dengan mandiri, aku akan mendengarkan dengan baik dan memberikan pujian juga motivasi agar selalu berani mencoba hal yang baru dan meyakinkan bahwa setiap mainan yang ada di sekolah aman. Dia tersenyum dan tertawa terkekeh-kekeh, rasa percaya diri makin tumbuh dalam hatinya.
***
“pak, tolong buatin ayunan dong. Aku pengen punya ayunan sendiri”
Pinta shelo pada suatu sore saat kami sedang menghabiskan waktu dengan bercengkrama sambil menikmati mentari tenggelam. Bapaknya mengiyakan dan berjanji akan segera membuatkan sebuah ayunan di teras rumah.
Tak perlu menunggu lama, karena dua hari selepasnya sebuah kayu jati berukuran sekitar 15 cm kali 25 cm dengan tebal 2 cm dan dua buah rantai besi, dibawa bapak pulang. Shelo pun menyambut dengan antusias, lalu mengamati bapak merangkai ayunan di teras rumah. Wajahnya memancarkan rasa tak sabar untuk segera berayun-ayun dengan ayunan buatan bapak. Sambil menunggu bapak menyelesaikan pekerjaannya, tak henti shelo bertanya tentang segala hal, seperti sedang mendengarkan siaran radio.hehehe
Dan jadilah sebuah ayunan sederhana, shelo meloncat kegirangan, tertawa-tawa sambil berputar-putar. Yup.. shelo termasuk anak yang ekspresif, baik seneng-sedih-kecewa-bahagia akan diekspresikan dengan baik. Sehingga tak sulit memahami perasaannya.
Lalu tibalah saat mencoba ayunan baru. Namun hati shelo malah jadi ciut, saat hendak mencobanya justru berteriak histeris.
“bapak, ayunan ini tidak aman. Tidak seperti di sekolah yang terbuat dari ban bekas dan aku bisa tidur di dalamnya”
Kalau sudah begini maka bagian bunda yang akan melakukan negosiasi dan meyakinkan bahwa ayunannya aman, aku menjelaskan sambil menaiki ayunan tersebut. Jelas tak mudah untuk meyakinkannya, dia akan berkilah dengan bermacam alasan yang sebenarnya memang masuk akal.
Setelah berhari-hari ayunannya hanya seperti pajangan, dan negosiasi pun tak lelah dilakukan berhari-hari pula. Maka ada satu ide yang diutarakan shelo, yaitu menambahkan sebuah pengaman. Bapaknya pun segera mempersiapkannya, kebetulan ada sebuah tali tas yang belum digunakan, bapaknya lalu melingkari rantai ayunan dengan tali tas yang bisa atur kekendorannya.
Shelo pun mencobanya, namun dia tidak mengayunkan tubuhnya ke depan-belakang, tapi ke samping kanan-kiri. Menurutnya sebagai permulaan, maka posisi seperti itu yang membuatnya aman. Tentu kami menyetujuinya, asalkan dia berani mencoba
***
Beberapa waktu kemudian Shelo meminta agar tali pengaman dilepaskan, dia merasa sudah cukup berani untuk mencoba ayunan tanpanya. Dan sekarang pun shelo sudah berani berayun ke depan-belakang. Tawanya lepas terdengar, bibirnya cengar-cengir tanda bahagia. Tentu bunda dan bapak dimintanya untuk melihatnya saat lihai berayun-ayun.
Lalu shelo membuat atraksi kecil dengan melepaskan tangannya saat berayun
“lihat neh pak, aku bisa main ayunan tanpa berpegangan” teriak shelo. Kebetulan saat shelo melakukan atraksi ini aku sedang ke dapur.
Namun semenit belum saja berlalu dari saat shelo melepaskan tangannya pada rantai ayunan, tiba-tiba terdengar suara berdetum kencang. dubrak!!
Tangis kesakitan meledak. Bapak segera meraih tubuh shelo yang terjatuh, memeluknya dan mencoba meredakan tangisnya.
Lalu berpindah dalam pelukanku.
“bunda, aku pengen nangis dulu ya, peluk aku yang kenceng ya bund” pinta shelo sambil sesegukan
Sesuai permintaanya, aku memeluk tubuhnya erat. Ku bisa merasakan detak jantungnya yang berdetak lebih cepat. Ku elus-elus rambutnya untuk membantunya meredakan rasa kaget yang bercampur dengan sakit.shelo pun mengurasa segala perasaan yang sedang campur aduk dalam hatinya, menangis sejadi-jadinya.
“aku sudah sedikit tenang bund” seru shelo, setelah tangisnya mulai mereda.
Masih dalam pelukanku, shelo mulai menjelaskan kecelakaan tunggal yang baru saja dialaminya. Ku mengelus-elus kepala pada bagian yang ditunjuknya karena merasa sakit. Aku pun memuji kehebatannya yang telah berusaha keras berani bermain ayunan tanpa tali pengaman, dan menjelaskan bahwa kecelakaan itu adalah hal yang biasa, dan mengingatkan agar lebih hati-hati.
merasa sudah lebih baik dan tenang, akhirnya shelo turun dari pelukan bunda. “terimakasih bunda, aku tidak takut lagi naik ayunan. Jatuh itu kan biasa ya bund, yang penting hati-hati”
Shelo pun kembali berayun-ayun, sambil menyanyikan lagu-lagu favoritenya. suaranya nyaring terdengar, wajahnya kembali ceria-seolah tak ada tragedi yang terjadi
Terkadang, kita hanya perlu memberikan anak waktu untuk menenangkan diri dan mendengarkan perasaannya.
penuh cinta, Bunda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar