dulu kau datang padaku dengan mimpi yang sempurna,
kau suguhkan pelangi untuk meyakinkanku
kau tawarkan segala sedih, duka dan nestapa
menggantikannya dengan tawa penuh bahagia
sungguh rangkaian puitis yang memabukkan
aku bagaikan boneka keramik yang tak boleh retak
kau jaga dengan segenap hati
dulu juga, kau selalu bercerita tentang indahnya jalani hidup bersama
tentang merajut mimpi setelah mengucap janji
dan akupun terbuai
kaulah si penjaga hati yang kunanti
bersamamu adalah kebahagiaan yang kuidamkan
tapi apa sanggup dikata, justru janji suci berujung pemasungan
kau sandera aku atas nama pernikahan
kau balut tubuhku dengan keangkuhanmu sebagai laki-laki
sesak!
karena payudara dan rahim yang melekat dalam tubuhku
kau kendalikan hidupku
menutupnya rapat-rapat dari hiruk pikuknya dunia
atas nama cinta
dengan kelaki-lakianmu kau katakan dengan tegas
"aku lah sang kepala rumah tangga, ditangankulah hidupmu diatur!"
ohhh... dimanakah kau yang dulu?
hilang dan menguapkah ketika janji suci itu terucap?
mungkin aku harus menanggalkan payudara dan rahimku
hingga kau kembali seperti dulu...
untuk seorang sahabat
berjuanglah untuk hak2mu karena pernikahan bukanlah penindasan
jakarta, 29 desember 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar