kala itu, nun jauh di timur jawa
saat pertama ku tahu kau hadir dalam hidupku
aku sudah mencintaimu, wahai raga yang berdetak seiring detak jantungku
kurasakan gairah yang luar biasa nikmat setiap ku membayangkanmu
oh.. betapa indahnya cinta ini
semakin hari semakin ku mencintaimu,
walau sejujurnya kita belum pernah bertemu
ku hanya mengenalmu lewat detak jantungmu
dan kau hanya mengenalku lewat suaraku
namun kita saling memiliki, bukan??
raga yang berdetak seiring detak jantungku
tahukah kau betapa rindunya aku ingin bertemu denganmu
merasakan halus dan hangatnya kulitmu
dan tentu saja dengan aromamu yang khas
sungguh aku merindukanmu
satu purnama tlah kulalui penuh mimpi
dengan harapan kau akan hadir tiba-tiba dihadapanku
menyapaku lembut penuh kasih sayang
namun aku keliru
karena putaran waktu memaksaku untuk tetap sabar menunggu
kau harus persiapkan ragamu dengan semaksimal mungkin
hingga suaramu akan terdengar lantang dihadapanku
agar kita dapat saling bertukar kata cinta
dan mata kita saling bertemu sebagai ungkapan cinta yang berbulan-bulan dalam penantian
wahai raga yang berdetak seiring detak jantungku
saat ini, lima putaran waktu semakin dekat dengan hadirmu
segala perasaan membuncah menguasaiku
air mata ini seakan mengering karena luapan perasaanku
oh.. raga yang berdetak
aku mencintaimu
Jakarta, 7 oktober 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar