Senin, 07 November 2011

tiga perempuan, satu impian (Fin)

Dilan dan Ella cukup beruntung memiliki pasangan yang masih mau diajak berkompromi untuk masalah anak, karena meski rahim berada dalam tubuh perempuan dan kehamilan merupakan kodrat baginya namun bukan berarti menjadi hamil merupakan tanggung jawab bagi perempuan semata.
Kehamilan masih menjadi momok dalam kehidupan berumahtangga, sehingga menimbulkan beban secara mental khususnya bagi perempuan, terlebih jika keluarga besar maupun masyarakat umum mulai ikut campur urusan rahim perempuan.
Tekanan publik akan hadirnya seorang anak dalam sebuah pernikahan, menyebabkan beberapa perempuan tidak menikmati setiap hubungan seksual dengan pasangan mereka, karena dalam benaknya yang dipikirkan melulu bagaimana supaya percintaan itu bisa menyatukan sel telur dan sel sperma antara keduanya, tanpa mau meresapi keindahan persetubuhan itu sendiri. Percintaan dijadikan sebuah kewajiban dibandingkan kebutuhan, sehingga tak jarang perempuan sama sekali tidak bisa merasakan orgasmenya.
Yang lucu dari cerita tiga perempuan ini adalah mereka melingkari pada kalendernya hari-hari kapan seharusnya mereka melakukan hubungan seksual, yatitu setiap lima atau tiga hari sekali, ini berbekal informasi dari Dokter yang menyatakan bahwa sperma akan matang dalam waktu sekitar tiga atau lima hari. Tentu akan lain jadinya jika perempuan itu sendiri yang menentukan haknnya, apakah ingin hamil atau tidak, dan kapan kiranya kehamilan itu diharapkan kedatangannya, tanpa dipengaruhi dan didikte oleh lingkungannya.
Bukan tidak mungkin diluar sana tentu masih banyak cerita tentang perempuan yang tersiksa karena gua garbanya.
Yogyakarta, 6 november 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar