Rabu, 21 September 2011

Mendamaikan hati di teduhnya pantai kuwaru

Bagi saya yang memiliki pasangan hidup a.k.a suami dengan seabrek kesibukan, membuat banyak waktu yang hilang untuk bersama, bahkan hanya sekedar bercengkrama ringan saja sungguh tidak memungkinkan, karena lebih sering langsung tertidur tak berapa lama sampai di rumah. Jelas ini menyebabkan kerinduan yang mendalam, kerinduan yang bahkan tak hilang meski telah melenguh bersama:-P
Bayangkan saja, dari dua puluh empat jam waktu yang ada dalam sehari maka saya dan shelomita (anak kami), hanya kebagian jatah bertatap muka paling tidak lima jam dalam sehari-dengan pembagian waktu tiga jam pada pagi hari dan dua jam pada malam hari (rerata selama setahun ke belakang). Parahnya, pertemuan yang sangat singkat (bagi saya) seringkali tidak baik kualitasnya, dan makin diperparah dengan hari minggu yang dihabiskan dengan banyak orang:-P Untuk meredakan rasa rindu yang tak berkesudahan ini, maka jadwal berkunjung yang sedianya sudah kami rencanakan beberapa hari sebelumnya, guna pergi ke rumah teman dan beberapa family pada hari minggu 18 september 2011 terpaksa kami batalkan-dengan satu tujuan mencari tawa bersama dan mengisi hati yang kosong karena terbakar rindu yang membara:-)
Pergilah kami menuju sebuah pantai di selatan yogya, bukan parangtritis atau pantai depok yang biasa kami singgahi. letaknya lebih jauh sekitar dua puluh hingga tiga puluh menit dari parangtritis. Pantai kuwaru namanya, dan ini pertama kali saya mendengar namanya. Kami tiba sekitar jam sebelas siang, dengan membayar lima ribu rupiah semotor (saya, suami dan shelomita), kami diperkenankan memasuki area pantai kuwaru. Wadooouuww, hari minggu yang padat, parkiran dipenuhi kendaraan-kendaraan para pengunjung. Mulai dari bus dan mobil yang diparkir terpisah pada hamparan tanah lapang hingga motor yang diparkir berdekatan dengan restoran dan mendekati pantai.
Kami sempat menghela nafas panjang, karena kepadatan ini diluar prediksi. Sejujurnya kami sedang ingin bersantai bertiga dalam ketenangan. Tapi kenyataannya jauh dari yang dibayangkan, Yah… kami terlupa, bahwa minggu-minggu ini memang masih dalam rangkaian syawalan, dan benar saja-rata-rata yang datang memang merupakan rombogan kelas besar, baik dari sekolahan, pengajian, arisan, keluarga hingga teman-teman setongkrongan. Restoran-restoran yang tersebar di kanan-kiri area parkiran motor pun di padati pengunjung yang saling berdesak-desakan memilih fauna laut yang hendak diolah menjadi kudapan favorit. Kerumunan itu terlihat bagaikan pasukan semut yang sedang mengerumuni permen yang terjatuh, ada yang heboh berada pada barisan paling depan dan ada pula yang hilir mudik tak keruan.
Seperti halnya dengan pantai parangtritis dan depok, sebelum memasuki area pantai banyak juga ditemui pedagang kaki lima yang menjual peyek undur-undur dan juga keong kecil yang dilukis cangkangnya dengan aneka gambar yang jenaka. Barisan pedagan kaki lima ini layaknya penghantar pada menu utama, yaitu keindahan hamparan lautan.
Saya terhenyak melihat keindahan yang tersaji di kanan dan kiri jalan menuju ke pantai. Rimbunan pohon cemara laut yang saling mengaitkan ranting-rantingnya satu dengan lainnya, memadukan cinta dan kasihnya guna meneduhi setiap makhluk yang melintas dibawahnya, bagikan terowongan syahdu yang dipersembahkan Tuhan bagi bumi. Sungguh sebuah keindahan yang hakiki.
setelah menikmati hutan cemara laut pada kiri dan kanan jalan, maka kita bisa menikmati deburan ombak pantai selatan. Letaknya lebih menjorok ke dalam, pun memiliki bibir pantai yang lebih pendek dibandingkan dengan parangtritis dan depok.
Namun hal tersebut tak mengurangi kenikmatan berada di pantai kuwaru. Apalagi pantai ini memiliki pesona hutan cemara laut yang mengesankan, berada di bawah rimbunannya membuat kita merasakan sensasi hembusan angin yang lembut, seakan hendak meninabobokan pikiran-pikiran yang senantiasa mengembara meski mata tlah terpejam. Hal ini membuat para penduduk sekitar yang memiliki warung menyediakan jasa peminjaman tikar dengan harga lima ribu rupiah, sehingga para pengunjung dapat menggelar tikar pada lokasi yang disenangi di bawah rindangnya pohon cemara laut sambil bercengkrama, beberapa bahkan terlihat tertidur sangking teduh dan ademnya hembusan angin disini. Tentu suamiku tak luput dari aksi pinjam tikar dan ikut terlelap besama dengan irama hembusan angin yang terasa dingin- padahal mentari bersinar terik di luar sana.
Selain kantuk yang hinggap, tentu perut keroncongan jadinya karena hawa yang dingin. Seperti yang terjadi pada saya, waktu sudah menunjukkan jam dua belas siang maka saatnya mengisi lambung. Jika tidak ingin antri panjang untuk menikmati makanan laut, maka kita bisa menikmati sajian yang dijajakan warung-warung disekitar hutan cemara. Sajiannya cukup beragam, mulai dari bakso, soto hingga mie instan cepat saji. Harganya pun tak terlalu mahal, semangkuk bakso dengan dua gelindingan bakso ditemani bihun dan sawi dihargai lima ribu rupiah, masalah rasa gak akan mengecewakan. Sebutir kelapa muda pun harganya juga sama lima ribu rupiah sedang minuman mineral ukuran enam ratus milliliter hanya dihargai dua ribu lima ratus. Harga yang bersahabat untuk tempat rekreasi, bukan? saya sengaja tidak memesan hidangan laut seperti yang biasa saya lakukan jika singgah di pantai depok, karena kebetulan ikan, cumi dan udang yang tersaji hari itu terlihat tidak segar dan harganya juga melambung tinggi, bisa jadi karena pasokan yang sedikit dan juga karena sedang banyak pengunjung.
Wahana permainannya juga cukup beragam, bagi mereka yang menyukai permainan ekstrem, disini disediakan penyewaan AVP cukup dengan dua puluh lima ribu rupiah, pengunjung dapat menikmati petualangan ekstrem selama lima belas menit di kawasan hutan cemara laut. Namun sayangnya para penyewa tidak menggunakan AVPnya dengan ramah, kebanyakan dari mereka mengendarai dengan kecepatan tinggi padahal lintasan yang digunakan merupakan jalan umum yang dilalui banyak orang, dimana banyak dijumpai anak-anak kecil lalu lalang.
sedangkan bagi mereka yang memiliki anak kecil dan khawatir pada ombak liar pantai selatan, maka wahana kolam renang ini dapat dijadikan pilihan yang menarik. Tetap berenang tapi tidak berbahaya, dan jangan khawatir kepanasan karena hutan cemara laut ini benar-benar sejuk hingga membuat sinar mentari malu terik bersinar di dalamnya.
sayangnya, tempat seindah ini tidak terjaga dengan baik, harus ternoda dengan sampah-sampah yang berserakan disana-sini, meski papan himbauan dan tempat sampah sudah disediakan.
Hari ini kami bahagia, bisa berkumpul, tertawa, bercengkrama dan menghabiskan waktu bersama-meski lelah tapi tak terasa, setidaknya damailah sejenak hati dari rasa rindu yang mencekam. Terimakasih suamiku-terimakasih kuwaru untuk indahnya alammu, salam kenal dari kami, esok kita pasti jumpa lagi☺

2 komentar:

  1. mba, shello uda gede yaaa... terakhir ketemu rambutnya masi nempel di kepala. ahahahah... time flies.

    BalasHapus
  2. qkqkqk... iya ney, udah besar- bulan depan genap 2 tahun:-P
    skarang dmn say?

    BalasHapus