Senin, 14 Januari 2013

Nalu

Nalu anak perempuanku, hampir tiga hari ini tubuhnya demam. entah berapa derajat, yang kutahu rasanya seperti menyentuh air yang hampir mendidih. panas bukan kepalang.
dia meringkuk seperti kucing kedinginan, menahan sakit yang menyiksa. tak ada suara, padahal biasanya meski sedang sakit, cericaunya tak jua mau berhenti. tapi kini dia bisu.
berbagai merek obat pereda panas dari warung telah diminumnya tak bersisa. namun tak kunjung reda.
makin lama, justru makin tak keruan. tubuhnya menggelinjang kesetanan acap kali air mengeluarkan kencing. tangisnya meledak memekakan telinga.
bertambah gelisah, esok paginya kuajak ke puskesmas. diantar becak yang dikayuh ayahnya. antrian panjang membuat nalu makin abu, menahan sakit entah dibagian mana. dia masih juga bisu. sedang aku begitu kosong utuk menebak-nebak. pikirannku hanya setinggi tumpukan baju-baju kotor milik para tetangga yang mesti kuselesaikan. yang lain aku tak tahu.
tiba giliran. Dokter bertanya banyak hal. akupun menjawab sebanyak yang aku bisa. sebab nalu tak jua mau bersuara.
aku duduk termangu, menyaksikan Nalu terbaring pada ranjang putih di puskesmas. seorang perawat nampak membantu Dokter melakukan pemeriksaan.
***
"vaginanya koyak dan busuk!" hanya kalimat itu yang mampu terekam dalam pikiranku. dari panjangnya penjelasan Dokter yang memmbuat dahiku berkerut dan makin berkerut tiap kali mendengar kata-kata medis nan rumit.
petir menyambar dalam dadaku, darah mendidih mengalir ke sekujur tubuh. aku sesak nafas, dan kehilangan kemampuan menghirup oksigen. air mata tumpah dengan segala serapah.
dokter dan perawat coba menenangkan, menepuk-nepuk pundak untuk menguatkan. namun aku telah menggila,berteriak histeris dan bertanya tak percaya pada Tuhan. bagaimana mungkin vagina sebelas tahun bisa busuk dan koyak? gerangan siapakah manusia berhati iblis yang tega melakukannya?
seketika kupeluk tubuh Nalu yang meringkuk menahan sakit. aku menangis, Nalu menangis, Dokter menangis, perawat menangis dan ruangan pun ikut menangis.
***
aku bergidik, mengingat kembali kejadian malam pertama pernikahan yang kulalui. penis yang telah mengeras menghujam vagina, mengalirkan setrumannya hngga ke punggung. nyeri, perih, merobek segala yang dilalui. membekas dan tak segera hilang.
lalu bagaimana dengan Nalu? vaginanya baru sebelas tahun. namun seorang iblis bertubuh manusia telah mengoyak dan menyisakan busuk yang parah.
siapakah dia? katakan padaku!
biarku potong penisnya hingga habis tak bersisa, lalu kulemparkan pada anjing-anjing yang kelaparan.
keparat!
***
Nalu makin melemah. sudah dua hari lepas dari puskesmas dia terbaring tak berdaya di rumah sakit. tubuhnya dipenuhi jarum dan selang.
aku dan ayahnya hanya bisa duduk pasrah menunggunya. roh kami berkelana, melayang ke segala penjuru hendak mencari pelaku biadab.
***
nafasnya kini tersengal-sengal. ditatapnya wajahku dan ayahnya bergantian. Nalu terlihat sangat cantik hari ini, wajahnya putih bersih. dia tersenyum serupa bidadari, lalu menutup mata. padam!
aku menangis, ayahnya menangis. kami memeluk tubuh nalu bersamaan. merasakan hangat tubuhnya yag terakhir kali, sebelum akhirnya menjadi sedingin es.
***
vagina oh vagina.
aku bahkan tak begitu mengenalmu.
melihat rupamu saja aku tak pernah.
menyebut namamu saja aku tabu.
namun, Nalu ku yang malang telah pergi karena memilikimu. padahal umurnya baru sebelas.
dan aku akan terus mencari, iblis bertubuh manusia itu hingga mati!
demi Naluku, dan nalu-nalu lain di dunia ini.
noel
yogyakarta, 10 januari 2013

5 komentar:

  1. Huwaah, sedih mbak :(
    Masih ada sambungannya ya?

    BalasHapus
  2. Ada, ditunggu ya:-)
    Sedih banget, karena byk anak2 yg jd korban pemerkosaan.

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

      Hapus
    2. iya, ini kisah nyata. dan masih banyak kisah lain yang masih menempatkan anak dan perempuan pada posisi yang tidak aman.

      Hapus